EKBIS, UMKM  

SMPN 2 Kota Bengkulu, Belajar Berwirausaha Sejak Dini

Sebanyak 382 siswa SMPN 2 Kota Bengkulu, mencari pengalaman, dalam gelaran Panen karya ini. idnpers.com/su

IDNPERS.COM, BENGKULU – Siswa SMPN 2 Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu menggelar Panen karya, Kamis (22/2/2024). Acara ini merupakan wujud penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) mata pelajaran Kewirausahaan. Sementara itu kegiatan ini sudah dimulai selama tanggal 21 hingga 22 Februari 2024.

Sebanyak 382 siswa SMPN 2 Kota Bengkulu, mencari pengalaman, dalam gelaran Panen karya ini. Salah seorang siswa mengapresiasi atas diselenggarakan kegiatan ini. “saya sangat bersemangat atas diselenggarakan kegiatan ini, sehingga saya tau bagaimana cara berwirausaha,” tandasnya.

Penyelenggara perhelatan “Pekan Raya SMPNDA” Kota Bengkulu, Aprianti Weda Densi mengungkapkan Kegiatan ini telah menjadi agenda tahunan yang sudah berjalan selama dua tahun terakhir dan menjadi perwujudan dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

Aprianti juga menambahkan esensi kegiatan ini sebagai praktek mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan fokus pada materi kegiatan ekonomi. “Siswa terlibat dalam rangkaian kegiatan ekonomi yang melibatkan produksi, distribusi, dan konsumsi. Mulai dari kelas 7 yang melihat prosesnya hingga kelas 9 yang terlibat langsung dalam prakteknya,” ujar Aprianti.

Kegiatan yang diberi nama “Pekan Raya SMPNDA” tidak sekadar sebuah acara, namun menciptakan landasan untuk ekonomi kreatif di kalangan siswa. “Tujuan kami adalah menciptakan siswa sebagai wirausaha mandiri, jujur, dan bertanggung jawab, mencerminkan karakter P5 dengan 18 karakternya,” tambahnya.

Dalam proses persiapannya, Aprianti menjelaskan bahwa sebelum kegiatan, ada beberapa minggu pertemuan mata pelajaran ekonomi di mana siswa belajar membuat produk yang kemudian dijual tiga kali. Keuntungan dari penjualan tersebut menjadi modal bagi siswa untuk terlibat lebih lanjut dalam kegiatan.

“Kegiatan ekonomi kreatif ini melibatkan semua siswa, bahkan yang tidak dapat ikut tahun sebelumnya atau yang sedang sakit. Mereka membuat produk yang dijual kepada guru, yang kemudian kami beli. Semua transaksi dilakukan di sini, termasuk pembelanjaan oleh orang tua,” papar Aprianti.

Saat ditanya tentang harapannya terhadap kegiatan ini, Aprianti menyatakan, “Kami berharap melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya menjadi wirausaha, tetapi juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Ini adalah langkah positif untuk mengubah pola pikir mereka yang tidak hanya mencari pekerjaan, tetapi menciptakan pekerjaan.”

Tanggapan positif dari pemerintah menjadi pendorong semangat. “Pemerintah memberikan dukungan yang sangat baik. Respons dan support mereka luar biasa,” kata Aprianti, menyatakan apresiasinya terhadap peran positif pemerintah dalam mendukung pendidikan dan pengembangan karakter siswa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *